Resepsi pernikahan sederhana, Hemat atau kere?

Bagi kaum hawa pernikahan merupakan event besar yang dinanti-nantikan untuk terjadi. Sejak dini para wanita mulai merencanakan dan memimpikan seperti apa resepsi pernikahan mereka kelak. Baik itu mulai dari gaun yang dikenakan, tempat resepsi, makanan, hiburan hingga bulan madu yang diinginkan. Namun mimpi tersebut tentu saja harus tetap sejalan dengan Modal yang dimiliki . Jangan sampai pernikahan impian tersebut malah menjadi pemicu keretakan financial karena harus ngutang kesana kemari demi mewujudkan keinginan yang tidak realistis.

Karena itu aku ingin berbagi pengalaman pernikahan ku yang hanya bermodalkan sekitar 10 juta rupiah. Namun perlu diingat kembali, pernikahan ini merupakan keputusan kedua capeng sehingga keputusan akhir dipegang oleh pengantin pria & wanita. Meskipun banyak yang berpendapat pernikahan juga menyatukan kedua keluarga tidak hanya si wanita dan pria, akan tetapi ada kalanya kita harus menghiraukan keinginan dari keluarga yang tidak masuk akal . Contoh saja, permintaan kain, subsidi akomodasi, penambahan menu makanan dsb.

Marriage is

Hal ini tidak berarti pendapat pihak keluarga tidak penting, sebaliknya masukan dari keluarga sangatlah penting tapi kembali lagi semua permintaan, masukan dan ide harus disesuaikan dengan budget yang dimiliki . Aku sendiri bersyukur meskipun latar belakang dari keluarga bersuku toraja dan cukup banyak memiliki sanak keluarga, mereka menghargai keinginanku untuk membuat acara sederhana saat di Indonesia. Hanya berupa pemberkatan nikah lalu ibadah kebaktian/pengucapan syukur, yang mana aku hanya menghabiskan dana sekitar 10 juta untuk membeli babi dan bahan makanan lainnya.

Lalu ketika sampai di US, aku dan suami langsung merencanakan pernikahan sipil kami di Kantor sipil setempat yang bernama “Register of Deed of Buncombe County di Ashville North Carolina”. Untuk persyaratannya sangat mudah, Pertama kami harus datang dan meminta fomulir ijin untuk mengajukan pernikahan sipil lalu membayar $60 , tak lupa membawa passport (untuk bukan citizen) dan bagi WN US cukup menyertakan SSN(Social Security Number). Pernikahan sipilnya sendiri kami lakukan di akhir pekan,jadinya kami harus ke Criminal Magistrate at the Buncombe County jail. Jika dilakukan di hari biasa cukup ke kantor Register of Deeds kembali . Kemudian saat kami menuju Criminal Magistrate diwajibkan untuk membawa 2 orang saksi, surat ijin yang kami minta & isi dari register of deeds lalu membayar kembali sebesar $25. Pernikahan sipil disini sangat sederhana, seorang petugas menyuruh kami untuk mengucapkan sumpah, bertukar cincin dan Done. Untuk marriage license sendiri, dapat kami ambil dalam 2-3 hari kedepan. Jadi jika ditotal dana yang kami keluarkan untuk pernikahan sipil adalah $95 atau Rp.1,330,000.

Tak lama berselang setelah pernikahan sipil kami laksanakan, selanjunya adalah mengadakan acara resepsi untuk keluarga Daniel. Untuk resepsi ini, kami lakukan dengan thema outdoor dan dihadiri sekitar 10 orang, terdiri dari keluarga dan beberapa teman dekat Daniel. Bertempat di 911 Reems Creek Rd, Weaverville, NC 28787. Harga sewa tempat ini sendiri sangatlah terjangkau , kami membayar $340 atau sekitar Rp.4,760,000 untuk pemakaian selama 2 jam dan menggunakan 20 kursi.

Sedangkan untuk makanan bagi para tamu kami hanya membuat platters atau cemilan kecil serta fruit punch untuk minumanya. Lalu untuk kue pengantin, aku memilih cupcake sebagai alternative, karena bisa dibuat sendiri dirumah dalam jumlah banyak. Jadi jika ditotal keseluruhan biaya yang kami keluarkan untuk baju pengantin, sewa jas, makanan dan tempat , kami menghabiskan sekitar $605 atau Rp. 8,740,000.

Biaya yang kami keluarkan untuk acara syukuran mulai dari di Indonesia ,pernikahan sipil , hingga resepsi berkisar Rp,20,740.000 . Biaya ini belum termasuk biaya tiket kami dari Jakarta ke Bontang PP, lalu Jakarta-Amerika dsb.

Secara angka ,biaya ini sangatlah kecil yang mana hanya mengeluarkan 20jt an untuk total acaara pernikahan di 2 negara. Hal ini tentu saja terkait dengan kemampuan finansial kami dan keputusan untuk tidak berutang ataupun membebankan orang tua untuk acara pernikahan ini. So far we feel happy with our decision , dan tentu saja saat ini kami sedang menabung untuk kembali pulang ke Indonesia dan membawa bayi kecil kami untuk mengunjungi orangtuaku.

At last, kebahagiaan pernikahan tidak ditentukan oleh kemegahan dan kemewahan sebuah pesta. Namun ditentukan bagaimana kita menghargai,berkompromi dan saling mengerti satu sama lain dengan pasangan kita.

-me-

Terimakasih sudah membaca.